Selasa, 14 Januari 2014

Bagaimana Konsumsi Obat Tradisional Pada Lansia?


Orang tua sering dianggap jarang mengkonsumsi obat-obatan tambahan dan obat-obatan alternatif. Namun tahukah anda, baru-baru ini surveys menunjukkan bahwa orang tua lebi seringmenggunakan obat-obatan tambahan dan obat-obat alternatif daripada orang yang lebih muda. Dibandingkan dengan sekitar 50% pada populasi umum, 60 sampai 80% dari konsumen lanjut usia telah menyatakan penggunaan setidaknya satu herbal atau nutrisi pada kondisi biasanya. Selain itu, jumlah obat yang diambil oleh orang tua tidak bisa dianggap tidak sepele, karena berkisar 4-7 kali per harinya (Moses, 2005)
Penggunaan produk herbal atau obat tradisional biasanya tersedia dan dapat diperoleh tanpa menggunakan resep. Bukti khasiat dan kemanan obat tradisional juga tidak selalu didukung oleh data ilmiah yang memada (Moses, 2005)
Ada segudang alasan mengapa lansia tertarik menggunakan obat-obat tambahan, termasuk obat tradisional. Alasan yang paling umum adalah bahwa yang obat ini mudah didapat, aman, dan efektif. Persepsi tersebut seperti mengesampingkan fakta bahwa terdapat kemungkinan adanya efek samping obat serta adanya interaksi obat. Selain itu, pada pasien lansia biasanya juga mengkonsumsi berbagai obat-obat lain terkait dengan penyakitnya dan penurunan fungsi tubuh. Oleh karena itu, rasionalitas penggunaan obat tradisional pada lansia harus lebih diperhatikan lagi (Moses, 2005)
Adanya penyakit kronis juga terkait dengan penggunaan obat tradisional yang lebih sering pada orang tua. Dalam sebuah studi dari orang tua dengan arthritis, orang-orang yang melaporkan penyakit yang lebih parah lebih cenderung menggunakan obat-obatan tradisional atau suplemen lainnya. Hal tersebut juga terjadi pada pasien diabetes dan kanker (Moses, 2005).
Lalu, kapan seorang lansia dapat menggunakan obat tambahan atau obat tradisional? Ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan, yaitu
1.  Penggunaan harus bijaksana, baik dalam keadaan ditentukan, dianjurkan dan /  atau dipilih sendiri, obat-obatan harus digunakan hanya ketika  alternatif yang sesuai dan non-obat  dianggap sesuai kebutuhan.
2.    Penggunaan sesuai: obat yang paling tepat harus  dipilih, memperhitungkan faktor-faktor seperti  kondisi pasien, , potensi risiko dan manfaat pengobatan, dosis, lama pengobatan, dan biaya.
3.   Kemanan: efek merugikan dan kesalahan dalam penggunaan obat-obatan (baik dosis yang urang atau berlebihan) harus diminimalkan.
4.  Efikasi atau khasiat : artinya penggunaan obat tradisional harus dapat mencapai tujuan  terapi dengan memberikan perubahan yang bermanfaat dalam kesehatan.
(Moses, 2005).
Lalu, obat tradisional apa saja yang berpotensi berbahaya dan perlu diperhatikan penggunaannya pada orang tua? Mari kita lanjutkan
1.      Bawang putih

 Bawang putih digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti hiperlipidemia (kelebihan lemak dalam darah), hipertensi, atherosclerosis, penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), serta pencegahan kanker. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa  senyawa sulfur aktif alliin, allicin, ajoene dan dapat menghambat agregasi platelet, mengurangi pembentukan plak, meningkatkan fibrinolisis, dan sederhana mengurangi tekanan darah. Uji coba terkontrol secara acak (RCT) pada hiperlipidemia dilakukan pada awal 1990-an menyarankan bawang putih bubuk tablet menurunkan kadar lipid, tetapi percobaan sejak itu belum dilaporkan adanya efek yang signifikan secara statistik pada konsentrasi lipid plasma dengan dosis yang sama dan dalam populasi yang sama. Sebuah meta- analisis menyarankan efek antihipertensi, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi efek pada CVD. Studi lain juga telah menunjukkan peningkatan konsumsi bawang putih dalam makanan terkait dengan penurunan risiko berkembangnya kanker perut dan kanker kolorektal, tapi penggunaannya dalam suplemen tidak memberikan manfaat yang sama.
Efek samping penggunaan bawang putih adalah waktu perdarahan berkepanjangan, keluhan pada saluran cernagastrointestinal, nafas dan bau badan. Hentikan penggunaan setidaknya 7 hari sebelum operasi.
Bawang putih juga menimbulkan beberapa interaksi obat seperi saquinavir dan chlorzoxazone dan dapat berinteraksi dengan klorpropamid, ritonavir, fluindione, siklosporin, docetaxel, dan parasetamol. Beberapa laporan kasus menunjukkan bahwa bawang putih mempengaruhi fungsi trombosit dan pembekuan darah. Sehingga lansia yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut harus berkonsultasi dengan dokter apabila akan menggunakan obat tradisional dengan bahan bawang putih.
2.      Echinacea



Echinacea digunakan pada kondisi pilek, infeksi saluran pernapasan atas, atau sebagai peningkat sistem imun (imunostimulan). Bukti ilmiah penggunaannya sampai saat ini adalah alkylamida dari echinacea merangsang fagositosis atau aktivasi makrofag, memodulasi sitokin (seperti IL6, IL 8, dan TNF alpha), dan meningkatkan mobilitas leukosit, yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem imun kita. Studi klinis menunjukkan echinacea efektif untuk pengobatan pilek serta dapat mengurangi insiden dan durasi flu. Efek samping  yang dapat terjadi pada penggunaannya adalah keluhan pada saluran pencernaan dan ruam. Echinacea dapat berinteraksi degan enzim di dalam tubuh, yaitu dapat memodulasi sistem enzim CYP3A4 dan berinteraksi dengan kafein dan midazolam. Konsultasikan dengan dokter jika anda sedang menggunakan obat-obatan tersebut atau menggunakan obat lainnya yang berpotensi menimbulkan interaksi.
3.      Ginseng
Ada berbagai jenis ginseng , dan dua berikut adalah yang paling umum :
a.       Amerika Ginseng ( Panax quinquefolium )

Ginseng jenis ini dapat digunakan untuk mengatasi pencegahan dan pengobatan diabetes, kelelahan, imunostimulan (meningkatkan sistem imun), anti penuaan, dan mengatasi kanker
b.      Asian Ginseng atau Korean Ginseng Merah ( Panax Ginseng )


Ginseng jenis ini dapat digunakan untuk mengatasi disfungsi seksual, pencegahan kanker, imunostimulan, meningkatkan stamina, stamina, fungsi kognitif, diabetes, dan HIV/AIDS
Sangat sedikit penelitian yang mebuktikan manfaat ginseng di atas. Konstituen aktif ginsenosides yang terdapat pada ginseng dapat memodulasi angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru). Ginseng Amerika telah terbukti mengurangi kadar glukosa postprandial (kadar glukosa setelah makan) pada diabetes tipe 2, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk penggunaanya. Ekstrak ginseng terstandar terbukti dapat mempersingkat durasi flu atau infeksi saluran pernapasan. Studi terbaru menunjukkan manfaat dalam menurunkan kelelahan yang berhubungan dengan kanker tetapi masih diperlukan penelitian lanjutan.
Efek samping yang dapat timbul pada penggunaan ginseng adalah insomnia (sulit tidur) dan gangguan pada saluran cerna. Ginseng dapat menyebabkan  tindakan estrogenik dan harus digunakan dengan hati-hati oleh pasien dengan kanker hormon.
Ginseng Amerika dan Asia dapat mengurangi efek dari warfarin (obat yang biasanya digunakan pada pasien stroke) dan meningkatkan efek hipoglikemik insulin dan sulfonilurea. da laporan kasus panax ginseng berinteraksi dengan phenelzine. Apakah anda menggunakan ginseng bersamaan dengan obat-obat tersebut? Ayo konsultasikan pada dokter atau apoteker anda!
(Anastasi et al., 2011)

Daftar Pustaka
Moses, G. 2005. Complementary and Alternative Medicine Use in the Elderly. Journal of Pharmacy Practice and Research, Volume 35, No. 1.
Anastasi, J.K., Chang, M., dan Capili, B. 2011. Herbal Supplements: Talking With Your Patients. Journal for Nurse Practitioners, Vol. 7 (1): 29-35.


0 komentar:

Posting Komentar