Indonesia
seperti negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik akan mengalami penuaan
penduduk dengan amat sangat cepat. Bahkan diperkirakan Indonesia akan mencapai
100 juta lanjut usia (lansia) dalam tahun 2050. Umumnya di
hampir semua negara menggangap usia 65 tahun sebagai definisi tua atau orang
lanjut usia. Meskipun begitu, tidak ada definisi yang mengatakan pada umur
berapa seseorang tersebut dapat dikatakan tua atau lanjut usia. Proses penuaan
adalah proses biologi yang terjadi secara dinamis, dan diluar dari kendali
manusia. Namun, hal ini juga harus
memenuhi persyaratan dimana setiap masyarakat pasti akan menjadi tua
(WHO, 2013).
Pada usia 60 tahun
keatas, terjadi proses penuaan yang bersifat universal berupa kemunduran dari
fungsi biosel, jaringan, organ, bersifat progresif, perubahan secara bertahap,
akumulatif, dan intrinsik. Proses penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan
berbagai organ di dalam tubuh seperti pada sistem gastrointestinal, endokrin,
urinaria, immunologis, serebrovaskular, sistem saraf pusat dan sebagainya.
Dengan bertambahnya usia, maka tidak dapat dihindari terjadinya perubahan
kondisi fisik baik berupa berkurangnya kekuatan fisik yang menyebabkan individu
menjadi cepat lelah maupun menurunnya kecepatan reaksi yang mengakibatkan geraknya
menjadi lamban (DepKes RI, 2006). Penyakit pada
lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan dewasa muda, karena penyakit pada
lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit
dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
Penurunan daya tahan
tubuh pada lansia akan mengakibatkan lansia rentan terkena infeksi penyakit
tidak menular dan infeksi penyakit menular. Infeksi penyakit tidak menular pada
lansia terdiri dari antaranya hipertensi, stroke,
diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik. Sedangkan, infeksi penyakit
menular pada lansia antara lain tuberkulosis, diare, pneumonia dan hepatitis
(Abikusno, 2013). Salah satu masalah kesehatan yang biasanya timbul pada lansia
yaitu terkait dengan masalah penggunaan obat yang rasional. Pada penderita lansia, kriteria tepat dosis dan
aturan pakai sering kali sulit ditegaskan. Keadaan ini terkait dengan aneka
gangguan dan keluhan akibat proses menua, yang sering kali sulit dibedakan
dengan gejala-gejala yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita. Karenanya,
dapat dimengerti bila para lansia cenderung mengkonsumsi sejumlah obat
(polifarmasi), dengan dampak negatif berupa meningkatnya efek samping atau
ketoksikan obat. Pendekatan yang rasional terhadap pengobatan pada lansia,
nampaknya memerlukan pemahaman terhadap aneka perubahan kinerja farmakokinetika
maupun farmakodinamika selama proses menua. Kedua kinerja bersangkutan saling
terkait serta mempengaruhi keberadaan obat di tempat kerja tertentu dan
keefektifan antaraksinya dengan tempat kerja terkait. Yang lebih lanjut, ini
akan menentukan kinerja farmakologi dan toksikologi obat bersangkutan. Pengambilan
keputusan terapi pada lansia seharusnya tidak hanya didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan pergeseran nasib obat karena proses menua saja, tetapi
juga pergeseran nasib obat karena komplikasi penyakit, kebiasaan polifarmasi
(antaraksi obat), faktor lingkungan (merokok), dan status gizi, yang pada
hakikatnya sulit dipisahkan secara jelas dengan faktor proses menua (Donatus,
1999).
Tujuan hidup manusia
adalah menjadi tua tetap sehat (healthy ageing). Healthy aging
artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Menua sehat (healthy ageing)
harus diikuti dengan menua-aktif (active ageing) yaitu suatu
proses yang mengoptimalkan kesempatan untuk sehat, partisipatif dan
kesejahteraan dalam tujuan meningkatkan kualitas hidup saat seseorang menua. Untuk
mempertahankan kesehatan perlu adanya upaya-upaya baik besifat perawatan,
pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain seperti berolahraga (Pranarka,
2006).
Abikusno, N.
2013. Buletin Jendela Data Dan Informasi
Kesehatan: Kelanjutusiaan Sehat
Menuju Masyarakat Sehat Untuk Segala Usia. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI.
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman
Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat) Untuk Pasien Geriatri. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Donatus, I.A.
1999. Nasib Obat Pada Diri Lanjut Usia (Lansia). Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Pranarka, K.
2006. Penerapan Geriatrik
Kedokteran Menuju Usia Lanjut Yang Sehat. J.
Universa Medicina 25(4), 190-191. Divisi
Geriatrik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang.
World Health Organization. 2013. Definition of an Older Or Ederly Person.
(cited 2013 Des 22). Available from : http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/
0 komentar:
Posting Komentar