Dalam editorial yang dikeluarkan oleh Robert H.
Fletcher, M.D., dari Harvard Medical School di Boston, didiskusikan manfaat dan
risiko dari suplemen vitamin. Ia memulai editorialnya dengan menjelaskan tujuan
awal dari suplemen vitamin, yang adalah untuk menghindari penyakit defisiensi
vitamin - seperti pellagra, rakhitis, dan kudis. Sejak saat itu, suplemen
vitamin telah dikonsumsi dengan maksud mencegah atau mengobati penyakit kronis.
Vitamin C sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Banyak yang
mengkonsumsi vitamin ini untuk memelihara daya tahan tubuhnya. Pengobatan
dengan vitamin C, dimulai pada tahun 1700-an sebagai respon terhadap penyakit
kudis yang dialami oleh para pelaut yang menghabiskan beberapa bulan waktunya
di di laut. Pada 1900-an, Nobel Laureate Linus Pauling, Ph.D., mengusulkan
bahwa vitamin C adalah pengobatan yang efektif untuk pilek, kanker, dan
penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah.
Berbagai produk yang mengandung vitamin C tersedia di pasaran, mulai dari
suplemen maupun minuman yang berlebel minuman bervitamin. Berbagai iklan juga
gencar menawarkan produknya tersebut. Kini, masyarakat harus pandai-pandai
memilih, produk mana yang terbaik untuk dikonsumsi dan seberapa banyak
mengkonsumsinya setiap hari.
Vitamin C merupakan salah satu zat yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolismenya. Vitamin ini berperan sabagai dalam
akitivitas antioksidan, pembentuan hormon, serta berperan dalam metabolisme
obat. Vitamin C tidak dapa diproduksi
di dalam tubuh, sehingga perlu asupan dari luar untuk memenuhi kebutuhan
sehai-hari . Asupan tersebut bisa didapat dari makanan maupun suplemen (Fauci et al, 2008). Kebutuhan Vitamin C rata-rata adalah sebanyak 90
mg/hari untuk pria dan 70 mg/hari untuk wanita.
Kini produk
vitamin C tersedia dalam berbagai dosis. Ada yang berebel 500 mg hingga 1000 mg
vitamin C. Jumlah ini berkali-kali lipat kebutuhan vitamin C sehari-hari.
Beberapa studi menyebutkan bahwa vitamin C dosis tinggi bermanfaat untuk
penyembuhan luka (Lipschitz, 2003). Lalu, apakah bijak mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang terlalu
banyak untuk kebutuhan vitamin C sehari-hari?
Baru-baru ini, bukti-bukti telah terkumpul bahwa suplementasi
vitamin C mungkin juga tidak aman dalam hal menyebabkan terjadinya pembentukan
batu ginjal. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian lain yang
mengaitkan suplementasi vitamin C dan pembentukan batu ginjal.
Studi terbaru
yang dilakukan pada tahun 2013, oleh peneliti Institute of
Environmental Medicine, Division of Nutritional Epidemiology, Karolinska
Institutet, Stockholm, Sweden menunjukkan
bahwa konsumsi vitamin C dosis tinggi (kurang lebih 1000 mg/hari) dapat
meningkatkan risiko insiden batu ginjal. Hasil studi ini menunjukkan bahwa suplemen
Vitamin C dapat meningkatkan risiko batu ginjal pada pria yang mengkonsumsi
suplemen vitamin C harian (sekitar 1000 mg) berada pada peningkatan risiko
untuk kasus insiden pertama batu ginjal dibandingkan dengan pria yang tidak
mengkonsumsi suplemen vitamin C). Penelitian ini dilakukan pada 48.850 pria
berusia 45 hingga 79 tahun.
Oksalat pada air seni merupakan faktor penentu
penting dari pembentukan batu kalsium oksalat ginjal. Vitamin C diekskresikan
dalam air seni, baik dalam bentuk vitamin C utuh atau dalam bentuk lain, yaitu oksalat.
Oksalat ini berperan dalam pembentukan batu ginjal. Jadi, bagaimana dengan jumlah
vitamin C harian yang anda konsumsi? Ayo, saatnya berpikir bijak untuk
kesehatan anda!
(Pullen, 2013; Thomas,et al., 2013)
Daftar Pustaka
Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., dan Loscalzo, J. 2008. Harrison's Principles Of Internal Medicine Seventeenth Edition. USA: The McGraw-Hill Companies.
Lipschitz, D.A. 2003. Nutrition. In: Cassel,
C.K., Leipzig, R.M., Cohen, H.J.,
Larson, E.B., Meier, D.E. Geriatric
Medicine An Evidence-Based Approach. Newyork: Springer –Verlag Ne York Inc.
P. 1011-1013.Pullen, L.C.
2013. Medscape Medical News: Vitamin C Supplements May Increase Kidney Stone
Risk. (cited 2013, 31 Des). Available at: http://www.medscape.com/viewarticle
/778769
Pullen, L.C. 2013. Medscape Medical News: Vitamin C Supplements May Increase Kidney Stone Risk. (cited 2013, 31 Des). Available at: http://www.medscape.com/viewarticle /778769
Pullen, L.C. 2013. Medscape Medical News: Vitamin C Supplements May Increase Kidney Stone Risk. (cited 2013, 31 Des). Available at: http://www.medscape.com/viewarticle /778769
Thomas, L.D.K., Elinder, C. E.,
Tiselius, H., Wolk, A., dan Ã…kesson, A.
2013. Ascorbic Acid Supplements and
Kidney Stone Incidence Among Men: A Prospective Study. JAMA Intern
Med, 173(5):386-388.
Vitamin C helps to forestall or treat low degrees of vitamin C in individuals who don't get enough of the vitamin from their diets. A great many people who eat a typical eating regimen needn't bother with extra ascorbic acid. Low degrees of vitamin C can bring about a condition called scurvy. Scurvy may cause indications such as rash, muscle weakness, joint torment, tiredness, or tooth misfortune.
BalasHapus