Senin, 06 Januari 2014

Vitamin C 1000 mg, Aman Ga Yaa?




Dalam editorial yang dikeluarkan oleh Robert H. Fletcher, M.D., dari Harvard Medical School di Boston, didiskusikan manfaat dan risiko dari suplemen vitamin. Ia memulai editorialnya dengan menjelaskan tujuan awal dari suplemen vitamin, yang adalah untuk menghindari penyakit defisiensi vitamin - seperti pellagra, rakhitis, dan kudis. Sejak saat itu, suplemen vitamin telah dikonsumsi dengan maksud mencegah atau mengobati penyakit kronis.


Vitamin C sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Banyak yang mengkonsumsi vitamin ini untuk memelihara daya tahan tubuhnya. Pengobatan dengan vitamin C, dimulai pada tahun 1700-an sebagai respon terhadap penyakit kudis yang dialami oleh para pelaut yang menghabiskan beberapa bulan waktunya di di laut. Pada 1900-an, Nobel Laureate Linus Pauling, Ph.D., mengusulkan bahwa vitamin C adalah pengobatan yang efektif untuk pilek, kanker, dan penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah.

Berbagai produk yang mengandung vitamin C tersedia di pasaran, mulai dari suplemen maupun minuman yang berlebel minuman bervitamin. Berbagai iklan juga gencar menawarkan produknya tersebut. Kini, masyarakat harus pandai-pandai memilih, produk mana yang terbaik untuk dikonsumsi dan seberapa banyak mengkonsumsinya setiap hari.

Vitamin C merupakan salah satu zat yang dibutuhkan tubuh untuk metabolismenya. Vitamin ini berperan sabagai dalam akitivitas antioksidan, pembentuan hormon, serta berperan dalam metabolisme obat. Vitamin C tidak dapa diproduksi di dalam tubuh, sehingga perlu asupan dari luar untuk memenuhi kebutuhan sehai-hari . Asupan tersebut bisa didapat dari makanan maupun suplemen (Fauci et al, 2008). Kebutuhan Vitamin C rata-rata adalah sebanyak 90 mg/hari untuk pria dan 70 mg/hari untuk wanita.

Kini produk vitamin C tersedia dalam berbagai dosis. Ada yang berebel 500 mg hingga 1000 mg vitamin C. Jumlah ini berkali-kali lipat kebutuhan vitamin C sehari-hari. Beberapa studi menyebutkan bahwa vitamin C dosis tinggi bermanfaat untuk penyembuhan luka (Lipschitz, 2003). Lalu, apakah bijak mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang terlalu banyak untuk kebutuhan vitamin C sehari-hari?  Baru-baru ini, bukti-bukti telah terkumpul bahwa suplementasi vitamin C mungkin juga tidak aman dalam hal menyebabkan terjadinya pembentukan batu ginjal. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian lain yang mengaitkan suplementasi vitamin C dan pembentukan batu ginjal.

Studi terbaru yang dilakukan pada tahun 2013, oleh peneliti Institute of Environmental Medicine, Division of Nutritional Epidemiology, Karolinska Institutet, Stockholm, Sweden menunjukkan bahwa konsumsi vitamin C dosis tinggi (kurang lebih 1000 mg/hari) dapat meningkatkan risiko insiden batu ginjal. Hasil studi ini menunjukkan bahwa suplemen Vitamin C dapat meningkatkan risiko batu ginjal pada pria yang mengkonsumsi suplemen vitamin C harian (sekitar 1000 mg) berada pada peningkatan risiko untuk kasus insiden pertama batu ginjal dibandingkan dengan pria yang tidak mengkonsumsi suplemen vitamin C). Penelitian ini dilakukan pada 48.850 pria berusia 45 hingga 79 tahun.

Oksalat pada air seni merupakan faktor penentu penting dari pembentukan batu kalsium oksalat ginjal. Vitamin C diekskresikan dalam air seni, baik dalam bentuk vitamin C utuh atau dalam bentuk lain, yaitu oksalat. Oksalat ini berperan dalam pembentukan batu ginjal. Jadi, bagaimana dengan jumlah vitamin C harian yang anda konsumsi? Ayo, saatnya berpikir bijak untuk kesehatan anda!

(Pullen, 2013; Thomas,et al., 2013)

Daftar Pustaka

Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., dan Loscalzo, J. 2008. Harrison's Principles Of Internal Medicine Seventeenth Edition. USA:  The McGraw-Hill Companies.


Lipschitz, D.A. 2003. Nutrition. In: Cassel, C.K.,  Leipzig, R.M., Cohen, H.J., Larson, E.B., Meier, D.E. Geriatric Medicine An Evidence-Based Approach. Newyork: Springer –Verlag Ne York Inc. P. 1011-1013.Pullen, L.C. 2013. Medscape Medical News: Vitamin C Supplements May Increase Kidney Stone Risk. (cited 2013, 31 Des). Available at: http://www.medscape.com/viewarticle /778769
Pullen, L.C. 2013. Medscape Medical News: Vitamin C Supplements May Increase Kidney Stone Risk. (cited 2013, 31 Des). Available at: http://www.medscape.com/viewarticle /778769 
Thomas, L.D.K., Elinder, C. E., Tiselius, H.,  Wolk, A., dan Ã…kesson, A. 2013. Ascorbic Acid Supplements and Kidney Stone Incidence Among Men: A Prospective Study. JAMA Intern Med, 173(5):386-388. 

1 komentar:

  1. Vitamin C helps to forestall or treat low degrees of vitamin C in individuals who don't get enough of the vitamin from their diets. A great many people who eat a typical eating regimen needn't bother with extra ascorbic acid. Low degrees of vitamin C can bring about a condition called scurvy. Scurvy may cause indications such as rash, muscle weakness, joint torment, tiredness, or tooth misfortune.

    BalasHapus