Vitamin
C mungkin menjadi vitamin yang paling sering kita dengar. Produk-produk vitamin
C juga bermacam-macam. Lalu sebenarnya apakah peran vitamin C dalam tubuh kita?
Seberapa banyak vitamin ini dibutuhkan? Darimana kita mendapatkan sumber
vitamin B, dan apa yang terjadi bila kita kekurangan vitamin C? Mari simak
ulasan ini.
Vitamin
C berperan dalam akitivitas antioksidan, meningatkan penyerapan zat besi nonheme,
pembentukan hormon peptida, metabolisme jaringan ikat, dan merupakan komponen
dalam sistem enzim pemetabolisme obat. Sumber vitamin C di antaranya buah
jeruk, sayur –sayuran berwarna hijau (brokoli), tomat, dan kentang.
Konsumsi 5 porsi buah dan sayur setiap hari mampu menyediakan kebutuhan vitamin
C di atas RDA (kebutuhan yang direkomendasikan dalam sehari). Kebutuhan akan
vitamin C meningkat dengan adanya kebiasaan merokok, cuci darah, kehamilan, dan
stress (Fauci et al., 2008). Terapi vitamin
C penting dalam mengatasi scurvy
(kudis). Peresepan vitamin C lebih dari 1000 mg/hari sangat jarang
dibutuhkan, kecuali pada terapi awal scurvy
(kudis) (BNF, 2007). Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan petechiae
(bintik merah di bawah permukaan kulit karena ada perdarahan di bawah kulit),
ecchymosis (bagian dari pembuluh darah yang pecah ke dalam jaringan dibawah
kulit, ditandai perubahan warna ungu pada kulit), gusi bengkak dan berdarah,
effusion sendi (gejala peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan
sendi), waktu penyembuhan luka yang lama, dan kelelahan (Fauci et al., 2008).
Kebutuhan
vitamin C untuk usia lanjut (di atas 64 tahun untuk pria dan di atas 54 tahun
untuk wanita) masing-masing sebesar 40 dan 30 mg per hari (Wahlqvist dan
Lukito, 1992). Defisiensi terjadi bila asupan vitamin C kurang dari 10 mg per
harinya (Fauci et al.,
2008). Defisiensi dapat terjadi pada pecandu alkohol dan orang yang merokok
(Fauci et al., 2008).
Banyak studi yang menyebutkan terjadi kurangnya konsumsi vitamin C pada usia
tua. Studi lain juga menyebutkan ada kejadian tingginya konsumsi vitamin C pada
orang tua. Pada orang tua, dengan
penyakit kronik yang melemahkan atau mengurangi tenaga, beberapa fakta
menyebutkan bahwa suplementasi dengan vitamin C meningkatkan kecepatan
penyembuhan luka (Lipschitz, 2003).
Ayo, konsumsi
vitamin dengan bijak!
Daftar Pustaka
BNF. 2007. British National Formulary 54. UK: BMJ Publishing Group Ltd and RPS Publishing
Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., dan Loscalzo, J. 2008. Harrison's Principles Of Internal Medicine Seventeenth Edition. USA: The McGraw-Hill Companies.
Lipschitz, D.A. 2003. Nutrition. In: Cassel, C.K., Leipzig, R.M., Cohen, H.J., Larson, E.B., Meier, D.E. Geriatric Medicine An Evidence-Based Approach. Newyork: Springer –Verlag Ne York Inc. P. 1011-1013.
Wahlqvist, M.L. dan Lukito, W. 1992. Nutrition in Elderly. Australia: Excerpta Medica.
BNF. 2007. British National Formulary 54. UK: BMJ Publishing Group Ltd and RPS Publishing
Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., dan Loscalzo, J. 2008. Harrison's Principles Of Internal Medicine Seventeenth Edition. USA: The McGraw-Hill Companies.
Lipschitz, D.A. 2003. Nutrition. In: Cassel, C.K., Leipzig, R.M., Cohen, H.J., Larson, E.B., Meier, D.E. Geriatric Medicine An Evidence-Based Approach. Newyork: Springer –Verlag Ne York Inc. P. 1011-1013.
Wahlqvist, M.L. dan Lukito, W. 1992. Nutrition in Elderly. Australia: Excerpta Medica.
0 komentar:
Posting Komentar